Malam ini masih sama seperti kemarin.
Sama dan persis,,tak ada yang dispesialkan. Masih dengan secangkir teh.
Secangkir teh panas hadir sebagai teman karib tersodor untuk dinikmati untuk
beberapa waktu ini. Sedikit menyita waktu yang tak berapa lama…sedikit tapi
menyita fokus. Mungkin ini namanya belajar kesabaran yang selama ini dielu-elukan sebagai mantra kehidupan
katanya. Mengalah pada panas dapati hangat untuk bisa menikmatinya. Dahi mulai
mengernyit berkerut kerut terlihat garis kulit. Inilah reaksi sebuah penolakan
yang tak secara langsung. Lidah tak bisa menangkap rasa yang diharapkan. Tak
ada sisi manis, pahit yang ditawarkan. Pahitpun itu tetap teh bukan. Tak
semuanya yang kita harapkan sesuai. Tak semua bisa menikmati sisi manismu.
Tinggal menunggu keberuntungan saja. Kalau kalau beruntung tak lupa dibubuhkan
pemanis pada secangkir teh itu kan kamu dapati sisi manis. Tak seperti teh yang
kuminum sekarang pahit. Sedikit kuteguk dengan sisa kubiarkan dingin basi dan
tak dapat kunikmati lagi. Sedikit gerutu, tapi tetap ingat cara mengucap
syukur. Setidaknya kau tak memberiku rasa candu untuk selalu menikmatimu. Ya rasa
candu yang membuatku terfokus padamu, sampai-sampai lupa untuk menikmati yang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar